
FTIK IAIN Manado — Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Manado menyelenggarakan Workshop Pendampingan Tata Kelola Jurnal Menuju Indeksasi Scopus pada Jumat, 19 September 2025. Kegiatan ini digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting dengan menghadirkan Dr. Muhammad Anas Ma’arif, M.Pd, Editor in Chief Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam (Q1) sebagai narasumber utama.
Workshop dipandu oleh Abdul Muis Daeng Pawero, M.Pd, dosen FTIK sekaligus pengelola jurnal di lingkungan fakultas. Turut hadir para pengelola jurnal program studi di FTIK, serta Kepala Pusat Penelitian dan Publikasi LP2M IAIN Manado, Dr. Hadirman, yang memberikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kualitas publikasi ilmiah.
Dalam sambutannya, Dekan FTIK IAIN Manado, Dr. Arhanuddin, M.Pd.I, menyampaikan apresiasi atas kesediaan narasumber berbagi ilmu dan pengalaman di tengah kesibukan. Beliau menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan reputasi jurnal, khususnya Jurnal Ilmiah Iqra’ yang dikelola FTIK. “Kami menargetkan Jurnal Iqra’ dapat segera melakukan submit untuk menuju indeksasi Scopus,” ujarnya.
Pada sesi pemaparan, Dr. Muhammad Anas Ma’arif menjelaskan bahwa menuju indeksasi Scopus membutuhkan perhatian serius pada sejumlah aspek penting. Pertama, kualitas dewan editor harus diperkuat, termasuk dengan melibatkan editor dari kalangan internasional yang dapat memberikan perspektif global sekaligus meningkatkan kredibilitas jurnal. Kedua, jurnal perlu memiliki aims and scope yang jelas dan berbeda, sehingga mampu menunjukkan distingsi dan fokus yang khas di antara banyaknya jurnal serupa.
Selanjutnya, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas artikel yang dipublikasikan, baik dari sisi metodologi, kebaruan gagasan, maupun kontribusi ilmiah yang diberikan. Kualitas tersebut harus selaras dengan standar publikasi bereputasi internasional. Selain itu, sitasi juga menjadi indikator utama; semakin sering artikel jurnal dirujuk oleh penelitian lain, semakin tinggi pula peluangnya untuk diterima dalam Scopus.

Aspek keterbacaan di tingkat internasional juga tidak boleh diabaikan. Artikel yang ditulis harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh komunitas akademik global, sehingga hasil penelitian dapat diakses lebih luas. Terakhir, khusus untuk jurnal berbasis keislaman, narasumber menegaskan pentingnya menonjolkan aspek religius yang menjadi ciri khas sekaligus kekuatan dalam bersaing di ranah publikasi ilmiah dunia.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pengelola jurnal harus berkomitmen pada keberlanjutan kualitas, bukan hanya sekadar mengejar indeksasi. “Scopus bukanlah tujuan akhir, melainkan pintu untuk mengukur sejauh mana kontribusi akademik kita diakui oleh dunia,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis FTIK untuk memperkuat tradisi akademik, meningkatkan kualitas publikasi ilmiah, dan memperluas jejaring internasional, khususnya dalam bidang kajian pendidikan Islam*[admin/AM]
