• October 3, 2020
  • admin
  • 0

IAIN Manado – Kamis (01/10), melalui platform aplikasi zoom meeting, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado sukses laksanakan Kuliah Umum. Kegiatan Kuliah Umum yang dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, M.A., M.Res., Ph.D itu diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan antara lain dosen, guru, mahasiswa (S1 dan S2), tenaga pendidikan, dan praktisi pendidikan. Peserta yang mengikuti kegiatan langsung melalui zoom sebanyak 500 dan sebanyak 800-an mengukuti kegiatan melalui live streaming youtube zoom.

Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, M.A., M.Res., Ph.D saat Mermberikan Sambutan

Rektor IAIN Manado dalam sambutan pembukaan kegiatan menyampaikan apresiasinya terhadap Kuliah Umum FTIK yang mengangkat topik Reinventing Pedagogi unutk (Ke)merdeka(an) Belajar. Menurutnya, konsep merdeka belajar relevan untuk dibahas terutama hubungannya dengan praktik pendidikan yang ada saat ini, baik di sekolah/madrasah, maupun di kampus atau di perguruan tinggi. Sekolah/kampus menurutnya harus dapat mengantarkan siswa/mahasiswa untuk memiliki kemandirian, menjunjung nilai kejujuran, dan mengasah kreativitas. Hal ini bisa tercapai lanjutnya manakala pendidikan betul-betul diorientasikan dengan baik dan pada konteks inilah diperlukan reinventing pedagogi agar tidak terjadi disorientasi dalam praktik pendidikan.

Lebih lanjut Rektor mengungkapkan bahwa dalam konteks perguruan tinggi, kampus merdeka meniscayakan kemampuan dosen yang lebih memadai. Dosen harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Kampus merdeka tidak hanya berorientasi pada lulusan yang siap kerja, tetapi juga mendidik mahasiswa untuk memiliki prinsip kemandirian kejujuran, dan kreativitas. “Gerakan kampus merdeka dapat dimaknai bahwa kita harus tampil berbeda dari apa yang telah dilakukan oleh orang lain”, ungkapnya .

Narasumber kuliah umum FTIK, Prof. Dr. Djoko Saryano, M.Pd memaparkan bahwa akar merdeka belajar setidaknya dapat dilacak dari konsep-konsep antara lain pendidikan adalah pemerdekaan (education is freedom), pendidikan untuk pemerdekaan (education for freedom), pendidikan sebagai pembebasan (education as liberation), dan pendidikan untuk pembebasan (education for liberation).

Narasumber Kuliah Umum, Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Universitas Negeri Malang)

Guru besar Universitas Negeri Malang itu juga mengungkapkan bahwa pemikiran tentang merdeka belajar sesungguhnya sudah tua dan lama. Menurutnya, sudah sejak zaman Yunani orang berpikir tentang pendidikan untuk membentuk manusia merdeka. Pada Abad XXI ahli dan pemikir berkutat juga pada usaha mewujudkan manusia merdeka dengan merdeka belajar. Ia mencontohklan John Dewey yang sejak tahun 30-an memikirkan dan menulis buku tentang tautan resiprokal kemerdekaan dan belajar. Demikian juga Carl Rogers, seorang tokoh psikologi mazhad humanistik (humanisme), malah sudah menulis buku berjudul Merdeka Belajar, Freedom to Learn.

Prof. Djoko yang saat ini merupakan Kepala Perpustakaan Univeristas Negeri Malang lebih lanjut menguraikan bahwa merdeka belajar bukan tujuan belajar, melainkan “poros” proses pendidikan (belajar), jalan mencapai tujuan, dan “kendaraan” mencapai tujuan. Ia juga mengungkapkan bahwa ekosistem merdeka belajar ialah terbuka, inklusif, multi-arah, dan terintegrasi. Sementara itu, karakteristik merdeka belajar ialah kejelasan komitmen pada tujuan belajar, kebermaknaan belajar, dan kesanggupan berefleksi.

Keberhasilan merdeka belajar di sekolah/madrasah menurutnya sangat ditentukan oleh tiga hal yakni guru dan tendik merdeka, prasarana/sarana sekolah/madrasah yang memerdekan, dan lingkungan sekolah yang memerdekan.

Menyinggung soal kesiapan guru di sekolah/madarasah, secara khusus ia menyampaikan bahwa dalam konteks merdeka belajar guru harus memiliki karakteristik antara lain guru yang memanusiakan, guru harus multikapasitas, guru yang membebaskan, guru yang menggerakkan, guru yang mendampingi, dan guru yang peduli pembelajar. “Guru/dosen dalam konteks merdeka belajar adalah learning coach“, tegasnya.

Kuliah umum yang diselenggarakan di awak tahun akademik ini dipandu oleh DR. Moh. S. Rahman, M.Pd.I, salah satu dosen senior di FTIK IAIN Manado sebagai moderator dengan ketua panitia pelaksananya ialah Dr. Ishak Talibo, M.Pd.I. Dr. Ishak yang juga merupakan Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat LP2M IAIN Manado menyatakan kepuasannya atas suksesnya penyelenggaraan kuliah umum FTIK 2020 ini dimana antusiasme peserta jauh melampaui ekspektasi panitia. “Karena kapasitas partsipan yang bisa join di Zoom Meeting hanya 500, banyak calon peserta yang tidak bisa join, tetapi kami panitia sudah mengantisipasi dengan live streaming di Youtube. Kami mencatat sebanyak 804 orang yang mengikuti kuliah umum melalui Youtube. Dan, hingga kuliah umum berakhir terdapat sebanyak 763 peserta yang mengisi daftar hadir dari 1300-an peserta yang ada”, beber Dr. Ishak usai kegiatan. (at)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate ยป