Berita FTIK-Manado, Manado, 25 Juni 2025 — Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) kembali menghadirkan Mimbar Guru Besar, sebuah forum ilmiah bergengsi yang menjadi ruang refleksi dan dialog akademik. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 25 Juni 2025 bertempat di Aula FTIK, menghadirkan narasumber utama Assoc. Prof. Dr. Rivai Bolotio, M.Ag, seorang akademisi yang dikenal dengan kajian-kajian kritisnya dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Mengangkat tema “Manajemen Pendidikan Islam Transformatif dalam Revitalisasi Komunitas Muslim Mapalus Minahasa Utara”, forum ini menjadi wahana penting untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai lokal seperti Mapalus dapat diintegrasikan secara kreatif dan kritis ke dalam sistem pendidikan Islam.

Dalam paparannya, Assoc. Prof. Dr. Rivai Bolotio menegaskan bahwa pendidikan Islam tidak boleh berhenti pada ranah ritualistik atau adaptif semata, tegasnya.

Beliau juga menjelaskan bahwa tradisi Mapalus, sebagai sistem etika gotong royong masyarakat Minahasa, memiliki irisan nilai yang kuat dengan prinsip-prinsip Islam seperti ukhuwah, takaful, dan keadilan sosial. Dengan mengintegrasikan Mapalus ke dalam manajemen pendidikan Islam, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan komunitas.

Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, serta praktisi pendidikan yang antusias mengikuti diskusi hingga tanya jawab. Dekan FTIK dalam sambutannya menyampaikan bahwa forum ini menjadi bagian dari upaya kampus untuk terus mendorong pendidikan Islam yang relevan, kontekstual, dan berdaya guna bagi masyarakat.

Kegiatan ditutup dengan harapan bahwa diskursus ini tidak hanya berhenti pada tataran wacana, tetapi juga diimplementasikan dalam praktik manajemen pendidikan di berbagai lembaga, khususnya di komunitas Muslim Minahasa Utara. Diskusi yang berlangsung interaktif mempertegas peran pendidikan Islam sebagai motor penggerak transformasi sosial, utamanya dalam konteks masyarakat multikultur seperti di Sulawesi Utara.

Kegiatan Mimbar Guru Besar ini menjadi ruang penting bagi civitas akademika untuk terus menggali dan mengembangkan gagasan-gagasan kritis yang berdampak nyata bagi pembangunan umat dan bangsa.

Translate »