Manado, Kamis 4 Juli 2024 – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menyelenggarakan acara bedah buku yang bertajuk “Wasathiyah Dalam Perjumpaan Barat dan Timur: Kritik atas Nalar Teologisasi Fiqh” yang diselenggarakan pada Rabu, 3 Juli. Acara ini mengundang antusiasme yang tinggi dari kalangan akademisi, termasuk dosen, mahasiswa, serta ketua dan sekretaris program studi di lingkungan FTIK.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Dekan FTIK, Dr. Arhanuddin, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Dr. Arhanuddin mengucapkan terima kasih atas kehadiran penulis dan berharap bahwa acara ini dapat memberikan inspirasi serta memperluas wawasan para peserta yang hadir. Beliau juga menekankan pentingnya mengadakan diskusi ilmiah seperti ini untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuan di kalangan civitas akademika.
Dr. Wildan Hefni, M.A., penulis buku, mengawali penyampaian materi dengan menegaskan bahwa produk fiqh harus selalu berorientasi kepada kemaslahatan umat. Beliau menekankan pentingnya pendekatan yang moderat dan inklusif dalam memahami fiqh, terutama dalam konteks pertemuan antara budaya Barat dan Timur. Meskipun para peserta adalah mahasiswa Tarbiyah, Dr. Wildan mengingatkan pentingnya memiliki pengetahuan yang interdisipliner, termasuk pemahaman yang mendalam tentang fiqh.
Dr. Mardan Umar, M.Pd., sebagai pembedah buku, memberikan ulasan mendalam mengenai relevansi buku ini bagi kaum Muslim yang tinggal di daerah multikultural seperti Sulawesi Utara. Menurutnya, perspektif wasathiyah yang diusung dalam buku ini sangat penting untuk menjaga harmoni dan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Dr. Mardan juga menyoroti bahwa buku ini menawarkan pandangan kritis yang dapat memperkaya pemahaman tentang bagaimana fiqh dapat diterapkan dalam konteks sosial yang kompleks.
Acara ini dimoderatori oleh Abdul Muis Daeng Pawero, M.Pd., yang dengan cekatan mengatur jalannya diskusi sehingga tetap interaktif dan informatif. Para peserta tampak antusias mengikuti acara ini dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab, yang menunjukkan minat dan kepedulian mereka terhadap topik yang dibahas.
Bedah buku ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman tentang pentingnya pendekatan wasathiyah dalam fiqh serta bagaimana konsep ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks interaksi sosial masyarakat Sulawesi Utara yang majemuk.
Acara ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi positif dalam masyarakat* (adm/AM)