IAIN Manado – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado melalui Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) sukses gelar dua kegiatan Webinar pada Senin (20/10/2020). Webinar yang dilaksanakan paralel dalam waktu yang sama itu yakni, pertama, Webinar Manajemen Pendidikan Islam bertajuk “Transformasi dan Inovasi Manajemen Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0” dan kedua Webinar Pendidikan Islam Anak Usia Dini bertajuk “Development and Growth in Children”
Kedua Webinar yang dilaksanakan itu masing-masing menghadirkan pembicara nasional yang expert di bidangnya. Webinar Manajemen Pendidikan Islam menghadirkan Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI sebagai keynote speaker, sedangkan narasumber lainnya ialah Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Rektor Universitas YARSI Jakarta dan Dr. Sri Rahmi, M.A., akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh sekaligus merupakan Ketua Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI).
Webinar Manajemen Pendidikan Islam dibuka langsung oleh Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim, M.A., M.Res., Ph.D. Rektor IAIN Manado dalam sambutannya mengungkapkan bahwa diperlukan penyesuaian dari waktu ke waktu terkait dengan teori ataupun praktik manajemen pendidikan Islam. “Oleh karena itu, tema yang diusung dalam Webinar ini sangat penting yaitu terkait dengan transformasi dan inovasi manajemen pendidikan Islam terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0”, lanjutnya. Di akhir sambutannya, Rektor juga menjelaskan positioning IAIN Manado di wilayah perbatasan yang tentu saja berbeda dengan posisi PTKIN lainnya di Indonesia. Dengan eksistensinya di wilayah perbatasan ini, IAIN Manado diharapkan dapat memainkan peran strategisnya. “Dan idealisme transformasi kelembagaan IAIN Manado menuju UIN Manado adalah untuk memperluas daya peran dan kontribusinya dalam membangun sumber daya manusia di wilayah perbatasan”, ungkapnya.
Dirjen Pendidikan Islam dalam presentasi materinya sebagai keynote speaker menyambut baik pelaksanaan Webinar yang membuka ruang diskusi tentang transformasi dan manajemen pendidikan Islam khususnya dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Menurutnya, institusi yang hebat adalah institusi yang mampu memprediksi dan memetakan secara baik dinamika-dinamika apa yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang dan mampu melakukan sesuatu berdasarkan prediksi terhadap dinamika yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Lanjut dikemukakan bahwa untuk tetap dapat menemukan relevansinya di tengah arus perubahan yang sangat dinamis, manajemen pendidikan Islam harus mampu berdialog dengan dinamika perubahan lingkungan strategis terjadi. Untuk itu diperlukan kemampuan beradaptasi dan menginternalisasi secara cepat dan tepat dinamika yang terjadi. Di akhir penyajian materinya, Dirjen Pendis menegaskan pentingnya meneguhkan eksistensi dosen dan mahasiswa sebagai insan pembelajar. “Berhentinya proses belajar pada dosen dan mahasiswa adalah kematian insan. Orang terpelajar adalah pemilik masa lalu dan orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan”, ungkapnya.
Prof. Fasli yang saat ini menjabat sebagai rektor univesitas YARSI Jakarta memaparkan materi bertajuk “Digitalisasi Manajemen Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi: Tantangan dan Peluang”. Menurutnya, mengadapi revolusi industri 4.0, dosen dituntut untuk memiliki 4 C, yaitu Critical Thinking, Creative, Communication, dan Collaboration. Lebih lanjut dikemukakan bahwa perguruan tinggi harus berubah, harus melakukan transformasi, baik dari aspek pengajaran, apsek kepemimpinan, dari aspek dosen agar bisa tetap survive dan relevan dengan dinamika perubahan yang ada.
Webinar MPI yang diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan ini dipandu oleh Dr. Adri Lundeto, M.Pd.I, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga FTIK IAIN Manado sebagai moderator.
Sementara itu, Webinar Pendidikan Islam Anak Usia Dini bertajuk “Development and Growth in Children” yang dibuka oleh Dekan FTIK IAIN Manado, Dr. Ardianto, S.Pd., M.Pd, menghadirkan narasumber yang tidak kalah menariknya, yakni Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog (yang akrab disapa Kak Seto) dan Gones Saptowati, S,Psi., M.A., Psikolog.
Dalam sambutannya, Dekan FTIK mengungkapkan bahwa penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat memberikan perlakuan pendidikan yang tepat sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. “Melalui webinar PIAUD ini dengan menghadirkan pakar psikologi anak, kak Seto, dan psikologi klinis, mba Gones diharapkan diperoleh wawasan yang memadai dan best practice tentang bagaimana memberikan perlakuan pendidikan yang tepat sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak”, imbuhnya.
Gones Saptowati, S,Psi., M.A., Psikolog yang tampil sebagai pembicara pertama menyajikan materi bertajuk “Neuro Development Disorder” berfokus pada gangguan tumbuh kembang anak. Sebagai ahli psikologi klinis, mba Gones demikian sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa faktor tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh (1) faktor internal yaitu genetik dan proses kelahiran dan (2) faktor eksternal yakni status gizi, penyakit, aktivitas fisik, kualitas pengasuhan, keluarga, sekolah, dan teman.
Kak Seto demikian Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Psikolog akrab disapa yang secara khusus meminta untuk tampil pada sesi kedua memaparkan materi bertajuk “Perlindungan Anak Usia Dini di Saat Pandemi Covid-19”. Menurutnya selama belajar di rumah di masa pademic covid ini, orang tua lebih sebagai fasilitator dan motivator. Ia menegaskan bahwa sesuai Surat Edaran No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19: (1) belajar dari rumah difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup mengenai pandemi covid-19 dan (2) belajar daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
Menyinggung soal dunia anak usia dini, Kak Seto menegaskan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain bagi anak menurutnya bisa meransang berbagai aspek perkembangan motorik, sosial, emosional, moral, dan kreativitas anak. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa anak boleh ke sekolah apabila memiliki 5 siap, yaitu siap wilayah, siap anak, siap keluarga, siap sekolah, dan siap infrastruktur.
Dalam konteks pandemi covid-19 ini menurut Kak Seto, peran orang tua sangat penting untuk menjadi guru bagi anak. Untuk itu jangan mengajari anak dengan kekerasan. Orang tua harus menjadi sahabat sekaligus idola bagi anak. Serta mampu membimbing dengan cara yang ramah anak, ciptakan suasana belajar di rumah yang ramah anak. Istilah belajar dalam pandemi covid ini bukan belajar dari rumah, tetapi belajar di rumah. Dan bagi anak, belajar lebih efektif apabila ada unsur hiburan, permainan, warna-warni, badan segar, dan emosi sehat.
Webinar PIAUD yang juga diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan antara lain mahasiswa, guru TK/RA, pengelola PAUD/PIAUD dan pemerhati anak ini dipandu oleh Lies Kryati, M.Ed, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Manado. (at)